Selasa, 12 April 2011

Fasciola gigantica

Nama                          : Fasciola gigantica
Phylum           : Platyhelminthes
Ordo               : Digenea
Family             : Fasciolidae
Species           : Fasciola gigantica
Kelas               : Trematoda





Fasciola gigantica merupakan satu-satunya cacing trematoda diIndonesia yang menyebabkan infeksi fasciolosis pada hewan ruminansia. Penyakitini  sangat  merugikan  karena  dapat  menyebabkan  penurunan  bobot  hidup,penurunan  produksi,  pengafkiran  organ  tubuh  terutama  hati  sehingga  hatiterbuang percuma, bahkan dapat menyebabkan kematian. Di Indonesia, secaraekonomi kerugiannya dapat mencapai Rp. 513,6 milyar/tahun. Oleh karena itu,perlu diketahui penyebab dan dampak dari cacing jenis ini.


Fasciola  gigantica adalah  parasit  yang  cukup  potensial  penyebab fascioliasis atau distomatosis. Di Indonesia fascioliasis merupakan salah satupenyakit ternak yang telah lama dikenal dan tersebar secara luas. Keadaan alam Indonesia dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi, dan ditunjang pulaoleh  sifatnya  yang  hemaprodit  yakni  berkelamin  jantan  dan  betina  akan mempercepat  perkembangbiakan  cacing  hati  tersebut.  Cacing  ini  banyak menyerang hewan ruminansia yang biasanya memakan rumput yang tercemar metacercaria, tetapi dapat juga menyerang manusia. Cacing ini termasuk cacingdaun  yang  besar  dengan  ukuran  30  mm  panjang  dan  13  mm  lebar. 

Fasciola gigantica bentuknya pipih seperti daun dan habitat utamanya dihati maka dikenal dengan nama cacing hati. Ada tiga cara larva infektif cacinghati setelah masuk ke dalam tubuh sampai ke organ hati hewan yang terinfeksi.Pertama ialah ikut bersama aliran darah, kemudian menembus kapiler darah, teruske vena porta dan akhirya sampai ke hati. Kedua, dari lambung (abomasum)menembus mucosa usus (duodenum), ke saluran empedu dan akhirnya sampai keparenkhim hati. Ketiga, yang umum terjadi adalah setelah menembus usus menujuperitonium, lalu menembus kapsula hati yang akhirya sampai ke hati.Cacing dewasa hidup dalam saluran empedu hospes definitif (terutamaruminansia kadang juga orang). Cacing bertelur dan keluar melalui saluranempedu dan keluar melalui feses. Telur berkembang membentuk meracidiumdalam waktu 9-10 hari pada suhu optimum. Meracidium mencari host intermedietsiput Lymnea rubiginosa dan berkembang menjadi cercaria. Cercaria keluar darisiput dan menempel pada tanaman air/rumput/sayuran. Cercaria melepaskanekornya  membetuk  metacercaria.  Bila  rumput/tanaman  yang  mengandung metacercaria dimakan oleh ternak/orang, maka cacing akan menginfeksi hospesdefinitif dan berkembang menjadi cacing dewasa .Cacing dalam saluran empedu menyebabkan peradangan sehingga merangsang terbentuknya jaringan fibrosapada dinding saluran empedu. Penebalan saluran empedu menyebabkan cairan empedu  mengalir  tidak  lancar.  Disamping  itu  pengaruh  cacing  dalam  hatimenyebabkan kerusakan parenchym hati dan mengakibatkan sirosis hepatis.Hambatan cairan empedu keluar dari saluran empedu menyebabkan ichterus. Bilapenyakit bertambah parah akan menyebabkan tidak berfungsinya hati

Fasciola gigantic mempunyai daur hidup yang sama dengan fasciolahepatica dan biasanya terdapat pada sapi dan ruminansia lain di asia, afrika dandaerah lain. Cacing ini jarang menginfeksi manusia.
Fasciola gigantic tidak selebar  Fasciola Hepatica tetapi lebih panjang dengan ukurab 25 – 75 mm x 3 – 13 mm

Prevalensi penyakit ini pada ternak di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Jawa Barat dapat mencapai 90% dan di Daerah Istimewa Yogyakarta kasus kejadiannya antara 40-90%, maka perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya penularan penyakit ini pada manusia di Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "